Freight Charter adalah salah satu metode sewa kapal yang disiapkan untuk pengangkutan barang hanya dalam satu perjalanan tertentu.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh apa itu Freight Charter, perbandingannya dengan Time Charter, serta bagaimana peran masing-masing dalam mendukung pengiriman logistik domestik berskala besar seperti yang dilakukan ABC Express.
Sumber gambar: Freepik.com
Artikel ini juga akan mengupas secara rinci berbagai jenis charter lain seperti Bareboat, Spot, dan Voyage Charter.
Tidak hanya itu, kami membedah biaya tersembunyi, risiko operasional, simulasi biaya, hingga tips praktis dalam memilih skema charter terbaik.
Dilengkapi dengan studi kasus dan skenario pengiriman dari ABC Express, artikel ini menjadi panduan terlengkap di Indonesia.
Freight charter adalah bentuk perjanjian sewa kapal di mana penyewa (charterer) menyewa kapal untuk mengangkut kargo dalam satu perjalanan atau dalam rentang waktu tertentu.
Skema ini umumnya dipilih untuk pengiriman barang dalam jumlah besar, atau jenis muatan khusus yang tidak dapat diakomodasi oleh kapal komersial reguler.
Sumber gambar: Freepik.com
Dalam praktik freight charter termasuk tongkang dan kapal kargo khusus penyewa memiliki fleksibilitas tinggi.
Mereka dapat menentukan rute pelayaran, memilih jenis kapal sesuai kebutuhan muatan, serta mengatur jadwal pengiriman secara mandiri, tanpa harus mengikuti jadwal tetap seperti dalam sistem pelayaran umum.
Freight charter menawarkan sejumlah keuntungan strategis, antara lain:
Namun, freight charter juga memiliki permasalahan yang perlu diperhitungkan:
Dalam penyusunan kontrak freight charter, penting untuk memperhatikan dokumen legal utama bernama charter party yang mengatur hak dan kewajiban kedua pihak, termasuk syarat pembayaran, kondisi kapal, dan risiko hukum.
Tarif dalam freight charter dapat disusun dalam dua skema umum:
Biaya yang termasuk dalam freight charter bisa mencakup:
Time charter adalah bentuk perjanjian sewa kapal di mana penyewa (charterer) berhak penggunaan kapal untuk jangka waktu tertentu, sesuai kontrak yang telah disepakati bersama pemilik kapal (shipowner).
Jika menggunakan skema ini maka penyewa memiliki kendali atas operasi komersial kapal seperti penentuan rute pelayaran, pemilihan pelabuhan, dan jenis muatan yang diangkut sementara tanggung jawab teknis tetap dipegang oleh pemilik kapal.
Sumber gambar: Freepik
Artinya, walaupun kapal digunakan penuh oleh penyewa, tanggung jawab seperti penyediaan awak, pemeliharaan kapal, dan aspek teknikal lainnya tetap menjadi beban pemilik kapal.
Time charter sering digunakan oleh perusahaan logistik yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dalam pengiriman reguler, tanpa harus memiliki kapal sendiri.
Ada dua aspek penting yang harus diperhatikan dalam perjanjian time charter:
Spot charter adalah jenis penyewaan kapal yang dilakukan untuk jangka pendek, biasanya hanya mencakup satu kali perjalanan atau pengangkutan barang tertentu.
Skema ini sangat fleksibel dan sering digunakan dalam situasi mendesak, permintaan musiman, atau proyek konstruksi yang membutuhkan pengiriman cepat dan tidak berulang.
Dalam spot charter, penyewa (charterer) menyewa kapal tanpa komitmen jangka panjang.
Ini berarti penyewa hanya membayar untuk penggunaan kapal sesuai kebutuhan spesifik, tanpa beban kontrak berkelanjutan seperti dalam time charter atau freight charter.
Spot charter sangat berguna saat perusahaan menghadapi lonjakan permintaan, proyek dadakan, atau keterbatasan armada internal.
Seperti charter lainnya, Spot Charter juga menggunakan dokumen legal bernama charter party yang berisi kesepakatan antara penyewa dan pemilik kapal. Dokumen ini mengatur syarat perjalanan, tanggung jawab masing-masing pihak, jadwal pelayaran, dan pengelolaan risiko.
Biaya dalam spot charter biasanya ditentukan berdasarkan jenis muatan, panjang perjalanan, dan kondisi operasional kapal. Selain tarif pokok (freight), ada juga freight and charges tambahan, seperti:
Untuk memastikan efisiensi dalam pengiriman jalur laut, pemilihan jenis charter kapal yang tepat antara Time Charter dan Freight Charter menjadi krusial bagi perusahaan logistik. Masing-masing memiliki struktur perjanjian, pembagian tanggung jawab, serta skema biaya yang berbeda.
Berikut penjabaran perbedaan utama antara keduanya berdasarkan aspek hukum, finansial, dan operasional:
Time Charter
Merupakan kontrak sewa kapal berdasarkan durasi tertentu, seperti harian atau bulanan. Dalam perjanjian ini, penyewa berkewajiban membayar tarif sewa selama periode charter, sementara pemilik kapal menyediakan kapal dalam kondisi layak layar lengkap dengan kru.
Freight Charter
Kontrak ini berfokus pada pengangkutan kargo dalam satu perjalanan tertentu. Penyewa memiliki hak untuk menentukan rute dan jenis kapal, namun tanggung jawab operasional dan teknis kapal tetap berada di tangan pemilik.
Time Charter
Biaya sewa dihitung berdasarkan daily hire atau monthly hire. Penyewa menanggung sebagian besar biaya operasional seperti bahan bakar, kru tambahan, dan biaya pelabuhan. Ini membuat total biaya bisa lebih besar jika kapal tidak dimanfaatkan secara optimal.
Freight Charter
Pembayaran disebut freight, dan dihitung berdasarkan volume atau berat muatan serta jarak pelayaran. Dalam beberapa kasus, tarif bisa berupa lump sum untuk seluruh kargo. Biaya operasional sebagian ditanggung pemilik kapal, kecuali ditentukan lain.
Time Charter
Penyewa memiliki kontrol penuh atas aspek operasional kapal, termasuk penjadwalan, rute, dan pemilihan jenis muatan. Namun, urusan teknis seperti perawatan kapal, keselamatan, dan kelengkapan kru tetap dikelola oleh pemilik kapal.
Freight Charter
Penyewa hanya mengendalikan sisi komersial dari pengiriman, seperti lokasi muat dan bongkar, serta jenis barang yang diangkut. Operasional penuh kapal tetap dikendalikan pemilik kapal, termasuk aspek teknis dan administratif.
Time Charter
Dalam skema ini, biaya yang disebut “freight” lebih mengacu pada hire rate yaitu biaya sewa kapal per waktu. Namun, penyewa juga memikul biaya tambahan seperti bahan bakar, pelabuhan, pengelolaan muatan, hingga konsumsi kru.
Freight Charter
Freight adalah tarif angkut muatan untuk satu kali perjalanan. Selain itu, terdapat charges tambahan seperti biaya pelabuhan, handling, bunker (BBM), dan asuransi jika tidak dicover oleh pemilik kapal.
Dalam kedua skema, efisiensi pengelolaan waktu muat/bongkar bisa memberi insentif berupa despatch, yaitu kompensasi atas pelepasan kapal yang lebih cepat dari waktu standar (laytime). Sebaliknya, jika proses melampaui laytime, maka berlaku denda demurrage.
Dalam dunia logistik domestik, ABC Express telah membuktikan kapabilitasnya dalam menangani berbagai skenario pengiriman kompleks melalui beragam skema charter.
Ketika proyek instalasi pengolahan air limbah (IPAL) harus dikirim ke daerah terpencil seperti Pulau Aru, opsi pengiriman reguler jelas tidak cukup.
ABC Express mengandalkan memastikan muatan besar tiba dengan aman di lokasi yang aksesnya terbatas, tepat waktu dan sesuai spesifikasi teknis proyek.
Dalam misi kemanusiaan yang membutuhkan kecepatan tinggi, seperti pengiriman alat kesehatan ke beberapa daerah di Indonesia, waktu adalah segalanya.
ABC Express menjadi solusi fleksibel untuk menjawab permintaan mendadak, bahkan ketika waktu tunggu kapal sangat terbatas. Hasilnya: pengiriman sensitif ini tiba tanpa penundaan berarti.
Pada tahun anggaran pendidikan nasional, ABC Express dipercaya oleh Kemendikbudristek untuk mengirim ribuan paket buku ke lebih dari 30 provinsi. Dalam proyek berskala masif ini, ABC Express mendistribusikan muatan besar secara terjadwal dan sistematis menggabungkan efisiensi volume dengan kontrol distribusi yang rapi.
Dalam dunia pelayaran dan logistik laut, kontrak charter melibatkan sejumlah istilah teknis yang wajib dipahami untuk menghindari kesalahan interpretasi atau potensi kerugian. Berikut ini istilah-istilah utama yang umum digunakan dalam perjanjian charter:
Memahami istilah-istilah ini bukan hanya penting dari sisi administratif, tapi juga berpengaruh langsung terhadap efisiensi anggaran, negosiasi kontrak, dan mitigasi risiko operasional.
Memilih layanan logistik yang tepat bukan hanya soal harga, tetapi soal keandalan, fleksibilitas, dan kemampuan menyesuaikan dengan kebutuhan operasional perusahaan. Kesalahan dalam memilih penyedia jasa pengangkutan dapat berdampak langsung pada efisiensi, tenggat waktu proyek, hingga reputasi bisnis Anda di mata klien.
Berikut ini beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat memilih layanan charter atau pengiriman barang yang sesuai:
Sebelum menentukan jenis layanan, identifikasi dulu tipe muatan: apakah barang curah, alat berat, kargo khusus, atau volume besar yang dikirim antarpulau. Skema seperti freight charter cocok untuk pengiriman skala besar satu kali jalan, sedangkan time charter lebih ideal untuk distribusi berulang.
Pastikan jenis kapal, kapasitas muat, dan metode bongkar-muat yang tersedia mampu memenuhi karakteristik logistik Anda.
Pilih vendor yang menyediakan sistem pelacakan real-time agar Anda dapat memantau setiap tahap perjalanan barang. Layanan seperti ABC Express mengintegrasikan pelacakan GPS, laporan posisi kapal, dan notifikasi Anda dapat melihat terus kondisi pengiriman.
Baca lebih lanjut tentang Tracking ABC Express
Keandalan layanan harus dibuktikan, bukan hanya dijanjikan. Tinjau rekam jejak penyedia: seberapa sering mereka terlambat, bagaimana menangani barang rusak, dan apakah mereka punya pengalaman menangani proyek serupa. Ulasan pelanggan dan studi kasus pengiriman bisa menjadi indikator yang berguna.
Perhatikan kemampuan vendor dalam mengatur jadwal sesuai kebutuhan bisnis Anda. Layanan charter yang baik bukan hanya menawarkan jadwal tetap, tetapi juga bisa menyesuaikan rute dan waktu pengangkutan sesuai urgensi proyek.
Ini sangat krusial untuk pengiriman ke daerah terpencil atau saat Anda menghadapi tenggat waktu yang ketat.
Pastikan vendor Anda memiliki jangkauan layanan luas, termasuk ke pelabuhan kecil dan wilayah non-komersial seperti Papua, Maluku, atau Kalimantan pedalaman. ABC Express, misalnya, memiliki pengalaman dalam menjangkau titik-titik ekstrem pengiriman proyek pendidikan dan alat berat dengan charter tongkang dan RORO.
Jika muatan Anda termasuk kategori sensitif misalnya bahan berbahaya, alat berat, barang fragile, atau dokumen strategis pastikan vendor memiliki izin khusus, SOP pengamanan, dan fasilitas pendukung seperti crane, forklift, dan pengawasan muatan.
Vendor dengan pengalaman khusus biasanya juga sudah memahami peraturan bea cukai dan regulasi pelabuhan.
Lakukan perbandingan tarif antar penyedia layanan, tapi jangan hanya berfokus pada harga. Evaluasi apakah biaya tersebut sudah mencakup:
Beberapa penyedia seperti ABC Express juga menawarkan SLA jelas dan breakdown biaya sejak awal, membantu Anda mengontrol margin pengeluaran dan membuat perencanaan yang lebih presisi.
Masalah bisa muncul kapan saja mulai dari cuaca ekstrem, keterlambatan kapal, hingga perubahan lokasi bongkar. Karena itu, penting untuk memilih penyedia yang menyediakan layanan pelanggan yang tanggap, bisa dihubungi 24/7, dan memiliki personel khusus untuk menangani perubahan mendadak.
Vendor yang responsif bisa jadi pembeda utama dalam keberhasilan proyek logistik Anda.
Menentukan jenis charter bukan sekadar soal tarif paling murah, tetapi tentang kesesuaian strategi, keandalan eksekusi, dan kepastian SLA. Freight Charter cocok untuk pengiriman proyek satu kali berskala besar; Time Charter ideal untuk operasional berulang dengan kontrol tinggi; Spot Charter menyelamatkan situasi darurat; Voyage Charter mengoptimalkan distribusi massal.
ABC Express memiliki pengalaman lapangan, jangkauan hingga pelosok Indonesia, serta komitmen terhadap kejelasan SLA dan efisiensi biaya.
Hubungi ABC Express di sini
Dapatkan cara lengkap mengembangkan bisnis ke berbagai wilayah di Indonesia